Daisypath Anniversary tickers

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Lilypie Second Birthday tickers

Lilypie - Personal pictureLilypie Second Birthday tickers

Isnin, 16 Januari 2012

Hukum Berkhatan Bagi Perempuan..

Hari ni sesaje nk review sedikit tentang isu berkhatan di kalangan perempuan. Since dapat baby girl nie byk jgak bende2 yg tak diketahui sebelum ini telah saya pelajari.. Alhamdulillah, ilmu di dada semakin bertambah, harapan saya agar ianya sentiasa bertambah sejajar dengan pertambahan usia... Isu berkhatan bagi anak-anak perempuan ni, byk sgt kita dengar pendapatnya, de yg kata wajib, sunat, harus dan sebagainya..Dalam agama Islam, khatan merupakan salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama dan bagi wanita ianya mampu meningkatkan kemuliaan dan martabat wanita itu sendiri.


Perbezaan pendapat para ulama berkenaan hukum khatan bagi perempuan tersebut disebabkan riwayat hadis berkaitan khatan perempuan yang masih dipermasalahkan kekuatannya. Tidak ada hadis sahih yang menjelaskan hukum khatan perempuan. Ibnu Mundzir mengatakan bahawa tidak ada hadis yang boleh dijadikan rujukan dalam masalah khatan perempuan dan tidak ada sunnah yang boleh dijadikan landasan. Semua hadis yang meriwayatkan khatan perempuan mempunyai sanad dlaif atau lemah.

Hadis paling popular tentang khatan perempuan adalah hadis Ummi 'Atiyah r.a., Rasulllah bersabda kepadanya:"Wahai Umi Atiyah, berkhatanlah dan jangan berlebihan, sesungguhnya khatan lebih baik bagi perempuan dan lebih menyenangkan bagi suaminya". Hadist ini diriwayatkan oleh Baihaqi, Hakim dari Dhahhak bin Qais.

Abu Dawud juga meriwayatkan hadist serupa namun semua riwayatnya dlaif dan tidak ada yang kuat. Abu Dawud sendiri konon meriwayatkan hadist ini untuk menunjukkan kedlaifannya. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Talkhisul Khabir.

Mengingat tidak ada hadist yang kuat tentang khatan perempuan ini, Ibnu Hajar meriwayatkan bahwa sebagian ulama Syafi'iyah dan riwayat dari imam Ahmad mengatakan bahwa tidak ada anjuran khatan bagi perempuan.

Sebagian ulama mengatakan bahwa perempuan Timur (kawasan semenanjung Arab) dianjurkan khatan, sedangkan perempuan Barat dari kawasan Afrika tidak diwajibkan khatan karena tidak mempunyai kulit yang perlu dipotong yang sering mengganggu atau menyebabkan kekurang nyamanan perempuan itu sendiri.

Apa yang dipotong dari perempuan

Imam Mawardi mengatakan bahwa khatan pada perempuan yang dipotong adalah kulit yang berada di atas vagina perempuan yang berbentuk mirip balaong(cengger) ayam. Yang dianjurkan adalah memotong sebagian kulit tersebut bukan menghilangkannya secara keseluruhan. Imam Nawawi juga menjelaskan hal yang sama bahwa khatan pada perempuan adalah memotong bahagian bawah kulit lebih yang ada di atas vagina perempuan.

Namun pada penerapannya banyak kesalahan dilakukan oleh umat Islam dalam melaksanakan khatan perempuan, yaitu dengan berlebih-lebihan dalam memotong bahagian alat vital perempuan. Seperti yang dikutib Dr. Muhammad bin Lutfi Al-Sabbag dalam bukunya tentang khatan bahwa kesalahan besar dalam melaksanakan khatan perempuan banyak terjadi di masyarakat muslim Sudan dan Indonesia.

Kesalahan tersebut berupa pemotongan tidak hanya kulit bagian atas alat vital perempuan, tapi juga memotong hingga semua daging yang menonjol pada alat vital perempuan, termasuk clitoris sehingga yang tersisa hanya saluran air kencing dan saluran rahim. Khatan model ini di masyarakat Arab dikenal dengan sebutan "Khatan Fir'aun".

Beberapa kajian perubatan membuktikan bahwa khatan seperti ini boleh menimbulkan kesan negatif bagi perempuan baik secara kesehatan maupun psikologis, seperti menyebabkan perempuan tidak stabil dan mengurangi gairah seksualnya. Bahkan sebahagian ahli perubatan menyatakan bahwa khatan model ini juga boleh menyebabkan berbagai pernyakit kelamin pada perempuan.

Seandainya hadis tentang khatan perempuan di atas sahih, maka di situ pun Rasulullah s.a.w. melarang berlebih-lebihan dalam mengkhatan anak perempuan. Larangan dari Rasulullah s.a.w. secara hukum boleh menunjukkan keharaman tindakan tersebut. Apalagi bila terbukti bahwa berlebihan atau kesalahan dalam melaksanakan khatan perempuan boleh menimbulkan kesan negatif, maka boleh dipastikan keharaman tindakan tersebut.

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas beberapa kalangan ulama kontemporer menyatakan bahawa apabila tidak boleh terjamin pelaksanaan khatan perempuan secara benar, terutama bila itu dilakukan terhadap anak perempuan yang masih bayi, yang pada umumnya sulit untuk boleh melaksanakan khatan perempuan dengan tidak berlebihan, maka sebaiknya ditunggu sehingga bayi agak besar untuk melakukan khatan perempuan
(Sumber daripada www. iluvislam.com)

Namun bagi pendapat saya, tak salah kalo kita berkhatan kan. Dari segi sains pun, berkhatan ni banyak manfaatnya.Alhamdullilah, kami suami isteri telah menjalankan tanggungjawab kami sbg ibu bapa kepada puteri tersayang dengan menkhatankannya. Qaisara telah dikhatankan sewaktu usianya satu bulan lagi(sewaktu masih dalam pantang). Saya juga telah memilih doktor untuk melakukan proses ini, bukan kerana tidak percaya pada bidan atau pengamal perubatan kampung, namun bagi saya kalo ianya dijalankan di klinik@ hospital ianya lebih hygenic kerana peralatan yg digunakan telah pun disterile.Pepepun ianya terpulang pada pendapat masing2. Hehe ok la, tu saja la info untuk hari ini....

Tiada ulasan:

Catat Ulasan